Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemijahan Ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) Secara Artifical Spawning

  • Anne Rumondang Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli (ID)
  • Ricky Winrinson Fuah Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli (ID)
  • Mhd. Aidil Huda J. Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli (ID)
Keywords: Anestesi, artificial spawning; ikan batak; stripping

Viewed = 0 time(s)

Abstract

Tapanuli tengah memiliki ikan endemik yang bernilai tinggi dan terancam punah yang disebut dengan ikan Batak (Neolissochilus thienemanni). Di masyarakat Batak ikan ini mempunyai nilai sakral untuk kegiatan acara adat. Dengan meningkatnya permintaan ikan batak, mengakibatkan berkurangnya jumlah populasi ikan batak di habitat aslinya. Di alam induk ikan batak yang matang gonad dengan kualitas telur yang baik sudah sulit didapatkan akibat rusaknya habitat perkembangbiakan dan lingkungan ikan batak itu sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan pertambangan, penebangan hutan, limbah industri, pencemaran, intensitas pemanfaatan yang cukup tinggi, penangkapan yang tidak ramah lingkungan, kegiatan antropogenik, penggundulan hutan dan alih fungsi lahan, sementara pasokan benih ikan batak masih mengandalkan hasil pemijahan di alam. Tujuan PkM ini adalah melatih masyarakat tentang cara memijahkan ikan batak secara buatan agar dapat memproduksi benih ikan batak secara massal dan berkesinambungan sekaligus mendapatkan benih yang berkualitas, melatih dan memberi keterampilan kepada masyarakat tentang bagaimana cara pemijahan ikan batak secara artificial spawning (buatan) sebagai salah satu upaya konservasi sumberdaya ikan di kabupaten tapanuli Tengah. Adapun tujuan prioritas pengabdian untuk meningkatkan keterampilan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang sudah dilakukan berupa sosialisasi pelatihan dan pendampingan memberikan dampak yang positif dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dibidang pemijahan ikan batak secara artificial spawning (buatan).



References

List, I. R. (2004). The IUCN red list of threatened species. Di sponí vel em:< http://www. iucn red list. org/info/cat e go ries_cri te ria2001. html>. Aces so em, 12.

Rumondang, A., Risjani, Y., & Fadjar, M. (2015). The introduction of pituitary gland extract of crab-eater frog (Fejervarya cancrivora) to accelerate ovulation of eggs and spawning of common carp (Cyprinus carpio). J. Life Sci. Biomed, 5, 153-158.

Rumondang, A., Huda, M. M. A., Karsih, O. R., & Pridayem, P. (2023). Efektivitas Tinggi Air Terhadap Specific Growth Rate (SGR) dan Survival Rate (SR) Benih Ikan Dewa (Tor sp) Pada Wadah Terkontrol. Jurnal Perikanan Unram, 13(4), 1084-1092.

Rumondang, A., & Fuah, R. W. (2023). Community Empowerment in Manufacturing Environmentally Friendly Types to Support the Spring of Batak Fish (Neolissochilus thienemanni) Artificially Spawning in Central Tapanuli. Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(3), 319-322.

Susilowati R, Januar HI, Fithriani D, Chasanah E. (2015). Potensi Ikan Air Tawar Budidaya sebagai Bahan Baku Produk Nutraseutikal Berbasis Serum Albumin Ikan. J Pascapanen dan Bioteknol Kelaut dan Perikan, 10(1):37.
Published
2023-12-30
Section
Articles
How to Cite
Rumondang, A., Fuah, R. W., & Huda J., M. A. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemijahan Ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) Secara Artifical Spawning. Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(4), 134-137. https://doi.org/10.35877/panrannuangku2317